Kamis, 29 Oktober 2009

Pengamanan dan Pengendalian Sistem Informasi

PENGAMANAN DAN PENGENDALIAN

SISTEM INFORMASI

A. Kerentanan dan Gangguan terhadap Sistem Informasi.

Dari pengalaman berbagai organisasi dalam pemanfaatan sistem informasi, salah satu hal yang dibutuhkan adalah bagaimana setiap organisasi dapat memastikan bahwa sistem informasi yang ada memiliki sistem pengamanan dan pengendalian yang memadai. Penggunaan sistem informasi di organisasi bukannya tanpa risiko. Penggunaan atau akses yang tidak sah, perangkat lunak yang tidak berfungsi, kerusakan pada perangkat keras, gangguan dalam komunikasi, bencana alam, dan kesalahan yang dilakukan oleh petugas merupakan beberapa contoh betapa rentannya sistem informasi menghadapi berbagai risiko dan potensi risiko yang kemungkinan timbul dari penggunaan sistem informasi yang ada. Beberapa hal yang menjadi tantangan manajemen menghadapi berbagai risiko dalam penggunaan sistem informasi yaitu:

1. Bagaimana merancang sistem yang tidak mengakibatkan terjadinya

pengendalian yang berlebih (overcontrolling) atau pengendalian yang

terlalu lemah (undercontrolling).

2. Bagaimana pemenuhan standar jaminan kualitas (quality assurance)

dalam aplikasi sistem informasi.

Mengapa sistem informasi begitu rentan? Data yang disimpan dalam bentuk elektronis umumnya lebih mudah atau rawan sekali terhadap ancaman atau gangguan yang mungkin timbul, dibanding jika data tersebut disimpan secara manual. Beberapa ancaman dan gangguan yang mungkin terjadi dan berpengaruh terhadap sistem informasi, adalah sebagai berikut:

1. Kerusakan perangkat keras.

2. Perangkat lunak tidak berfungsi.

3. Tindakan-tindakan personal.

4. Penetrasi akses ke terminal.

5. Pencurian data atau peralatan.

6. Kebakaran.

7. Permasalahan listrik.

8. Kesalahan-kesalahan pengguna.

9. Program berubah.

10. Permasalahan-permasalahan telekomunikasi.

Kemajuan dalam telekomunikasi dan perangkat lunak dan keras komputer secara signifikan juga memberikan kontribusi atas meningkatnya kerentanan dan gangguan terhadap sistem informasi. Melalui jaringan telekomunikasi, informasi disebarkan atau dihubungkan ke berbagai lokasi. Kemungkinan adanya akses yang tidak sah, gangguan atau kecurangan dapat saja terjadi baik di satu atau beberapa lokasi yang terhubung. Semakin kompleksnya perangkat keras juga menciptakan kemungkinan terjadinya peluang untuk penetrasi dan manipulasi penggunaan sistem informasi.

Pertumbuhan dan penggunaan yang pesat internet dalam berbagai aktivitas juga mengundang timbulnya berbagai gangguan terhadap sistem informasi. Dua hal yang menjadi perhatian di sini adalah masalah hackers dan virus. Hacker adalah seseorang yang melakukan akses yang tidak sah ke jaringan komputer untuk tujuan mencari keuntungan, kriminal, atau hanya untuk sekedar kesenangannya. Sedangkan virus adalah program yang mengganggu dan merusak file yang ada dalam komputer, serta sulit untuk dideteksi. Virus ini dapat cepat sekali menyebar, menghancurkan file, dan mengganggu pemrosesan dan memory sistem informasi. Umumnya, untuk mencegah penyebaran virus yang menyerang, digunakan program khusus anti virus yang didesain untuk mengecek sistem komputer dan file yang ada dari kemungkinan terinfeksi oleh virus komputer. Seringkali, anti virus ini mampu untuk mengeliminasi virus dari area yang terinfeksi. Namun, program antivirus ini hanya dapat untuk mengeliminasi atas virus-virus komputer yang sudah ada. Oleh karenanya, para pengguna komputer disarankan untuk secara berkala memperbarui program anti virus mereka.

Semakin meningkatnya kerentanan dan gangguan terhadap teknologi informasi telah membuat para pengembang dan pengguna sistem informasi untuk menempatkan perhatian yang khusus, terutama aterhadap permasalahan permasalahan yng dapat menjadi kendala untuk penggunaan sistem informasi secara memadai. Paling tidak ada 3 hal yang menjadi perhatian khusus di sini, yaitu:


1. Bencana (disaster)

Perangkat keras komputer, program-program, file-file data, dan peralatan-peralatan komputer lain dapat dengan seketika hancur oleh karena adanya bencana, seperti: kebakaran, hubungan arus pendek (listrik), tsunami, dan bencana-bencana lainnya. Jika bencana ini menimpa, mungkin perlu waktu bertahun-tahun dan biaya yang cukup besar (jutaan dan bahkan mungkin milyaran rupiah) untuk merekonstruksi file data dan program komputer yang hancur. Oleh karenanya, untuk pencegahan atau meminimalkan dampak dari bencana, setiap organisasi yang aktivitasnya sudah memanfaatkan teknologi informasi biasanya sudah memiliki:

a. Rencana Kesinambungan Kegiatan (pada perusahaan dikenal dengan Bussiness Continuity Plan) yaitu suatu fasilitas atau prosedur yang dibangun untuk menjaga kesinambungan kegiatan/layanan apabila terjadi bencana.

b. Rencana Pemulihan Dampak Bencana “disaster recovery plan”, yaitu fasilitas atau prosedur untuk memperbaiki dan/atau mengembalikan kerusakan/dampak suatu bencana ke kondisi semula. Disaster recovery plan ini juga meliputi kemampuan untuk prosedur organisasi dan “back up” pemrosesan, penyimpanan, dan basis data.


2. Sistem Pengamanan (security)

Merupakan kebijakan, prosedur, dan pengukuran teknis yang digunakan untuk mencegah akses yang tidak sah, perubahan program, pencurian, atau kerusakan fisik terhadap sistem informasi. Sistem pengamanan terhadap teknologi informasi dapat ditingkatkan dengan menggunakan teknik-teknik dan peralatan-peralatan untuk mengamankan perangkat keras dan lunak komputer, jaringan komunikasi, dan data.


3. Kesalahan (errors)

Komputer dapat juga menyebabkan timbulnya kesalahan yang sangat mengganggu dan menghancurkan catatan atau dokumen, serta aktivitas operasional organisasi. Kesalahan (error) dalam sistem yang terotomatisasi dapat terjadi di berbagai titik di dalam siklus prosesnya, misalnya: pada saat entri-data, kesalahan program, operasional komputer, dan perangkat keras.

B. Tujuan Keamanan Sistem Informasi.

Keamanan sistem mengacu pada perlindungan terhadap semua sumberdaya informasi organisasi dari ancaman oleh pihak-pihak yang tidak berwenang. Institusi/organisasi menerapkan suatu program keamanan sistem yang efektif dengan mengidentifikasi berbagai kelemahan dan kemudian menerapkan perlawanan dan perlindungan yang diperlukan. Keamanan sistem dimaksudkan untuk mencapai tiga tujuan utama yaitu; kerahasiaan, ketersediaan dan integritas.

1. Kerahasian. Setiap organisasi berusaha melindungi data dan informasinya dari pengungkapan kepada pihak-pihak yang tidak berwenang. Sistem informasi yang perlu mendapatkan prioritas kerahasian yang tinggi mencakup; sistem informasi eksekutif, sistem informasi kepagawaian (SDM), sistem informasi keuangan, dan sistem informasi pemanfaatan sumberdaya alam.

2. Ketersediaan. Sistem dimaksudkan untuk selalu siap menyediakan data dan informasi bagi mereka yang berwenang untuk menggunakannya. Tujuan ini penting khususnya bagi sistem yang berorientasi informasi seperti SIM, DSS dan sistem pakar (ES).

3. Integritas. Semua sistem dan subsistem yang dibangun harus mampu memberikan gambaran yang lengkap dan akurat dari sistem fisik yang diwakilinya.

C. Membangun Pengendalian Sistem Informasi.

Untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya bencana (disaster), kesalahan (errors), interupsi pelayanan, kejahatan terhadap pemanfatan komputer, dan pelanggaran sistem pengamanan komputer, perlu dibangun kebijakan dan prosedur khusus ke dalam desain dan implementasi sistem informasi. Perlu dibangun pengendalian sistem informasi yang terdiri dari seluruh metode, kebijakan, dan prosedur organisasi yang dapat memastikan keamanan aset organisasi, keakuratan dan dapat diandalkannya catatan dan dokumen akuntansi, dan aktivitas operasionalmengikuti standar yang ditetapkan manajemen. Pengendalian atas sistem informasi harus menjadi bagian yang terintegrasi sejak sistem informasi ini dirancang.

Menurut American Institute of Certified Public Accountant (AICPA), pengendalian sistem informasi dapat dibagi menurut pengendalian umum (general control) dan pengendalian aplikasi (application control). Di samping itu, terdapat pula organisasi profesi lain yang khusus di bidang audit dan pengendalian teknologi informasi, yaitu ISACA (Information Systems Audit and Control Association) yang membagi bentuk pengendalian dari perspektif yang berbeda. ISACA membagi pengendalian sistem informasi menjadi 2 jenis, yaitu: pengendalian luas (pervasive control) dan pengendalian terinci (detailed control). Untuk selanjutnya, pembahasan lebih dalam di modul ini menggunakan pembagian pengendalian sistem informasi mengikuti apa yang dirumuskan oleh AICPA, yaitu bahwa pengendalian sistem informasi terbagi atas pengendalian umum dan pengendalian aplikasi. Pengendalian umum diterapkan pada keseluruhan aktivitas dan aplikasi sistem informasi.

Pengendalian umum ini dipasangkan atau melekat di dalam suatu sistem informasi dengan tujuan untuk mengendalikan rancangan, pengamanan, dan penggunaan program-program komputer, serta pengamanan atas file data di dalam infrastruktur teknologi informasi. Dengan kata lain, pengendalian umum dipasangkan di keseluruhan aplikasi yang terkomputerisasi dan terdiri dari: perangkat keras, perangkat lunak, dan prosedur manual yang mampu untuk menciptakan lingkungan pengendalian secara menyeluruh. Pengendalian aplikasi adalah pengendalian yang secara khusus dipasangkan pada aplikasi tertentu atau suatu subsistem tertentu, misalnya pengendalian aplikasi yang dipasangkan di aplikasi sistem penggajian, piutang, atau pemrosesan order untuk pengadaan barang dan jasa. Terdiri dari pengendalian-pengendalian yang dipasangkan pada areal pengguna atas sistem tertentu dan dari prosedur-prosedur yang telah diprogram.

D. Pengendalian Umum (General Control).

Pengendalian umum sistem informasi berhubungan dengan risiko-risiko yang berkaitan di berbagai area kegiatan, seperti: sistem operasi, sumber daya data, pemeliharaan sistem, pusat komputer, komunikasi data, pertukaran data elektronik (electronic data interchange-EDI), komputer mikro, dan s

Selasa, 20 Oktober 2009

Strategi Dalam Implementasi Indonesia National Single Window (INSW)


Strategi Dalam Implementasi Indonesia National Single Window (INSW)

Dengan adanya perubahan yang cepat pada lingkungan global ini akan mendorong banyak Negara di dunia untuk meningkatkan persaingan. Sekarang ini kemajuan teknologi semakin cepat yang dapat memberikan hal positif dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas dari produksi perusahaan. Walaupun dalam proses produksi tidak terjadi masalah namun faktor kelancaran arus barang menjadi satu masalah penting yang dihadapi banyak negara yang ingin melakukan persaingan secara global. Pada keadaan sekarang ini dimana proses dalam melayani kegiatan ekspor-impor masih cukup lama, dan masih besarnya biaya – biaya dalam lalu lintas barang ini mengakibatkan tingkat ekonomi yang tinggi, dan tingkat keakuratan data atas kegiatan ekspor-impor yang masih belum terintegrasi dengan baik. Juga banyak terdapat peraturan yang menginginkan adanya pengendalian terhadap lalu lintas barang ekspor-

Pentingnya Teknologi Informasi dan Intelektual Dalam Pengembangan Inovasi Dunia Bisnis

Inovasi di sektor perusahaan adalah salah satu jalan untuk mengatasi para pesaing dan kebuntuan perusahaan dalam menangani persaingan dalam dunia bisnis. Pada penelitian ini dilakukan pembahasan mengenai penerapan inovasi dalam perusahaan untuk mengukur seberapa besar pengaruh dari inovasi tersebut terhadap perkembangan perusahaan, Inovasi biasanya lebih akrab di lingkungan dinamis seperti di sektor bisnis.

Sinyal inovasi ini pun menunjukkan hal yang positif, di mana inovasi mulai mendapat tempat yang baik di sektor bisnis. Budaya inovasi ini harus dapat dipertahankan dan dikembangkan lebih baik lagi. Hal ini tidak terlepas dari dinamika eksternal dan tuntutan perubahan yang sedemikian cepat, yang terjadi di luar perusahaan. Selain itu perubahan di lingkungan customer dengan tingkat literasi yang lebih baik, akan mempunyai kesadaran (awareness) yang lebih baik terhadap haknya. Dengan demikian maka sektor perusahaan dapat menjadi sektor yang dapat mengakomodasi dan merespon secara cepat setiap perubahan yang terjadi. Pelajaran penting mengenai inovasi di sektor bisnis ini dapat diambil dari masalah yang timbul seputar upaya penerapan teknologi komunikasi, kemampuan intelektual dan informasi (ICT) di lingkungan instansi perusahaan di Indonesia.

Tugas Artikel Persaingan Dunia Bisnis

ARTIKEL PERSAINGAN DUNIA BISNIS

Terjadinya persaingan dalam dunia bisnis tak bisa dihindarkan lagi. Bahkan, persaingan tersebut kian hari kian bertambah ketat. Boleh dikata, tak ada produk/jasa yang dipasarkan tanpa melewati arena persaingan. Dunia pemasaran dewasa ini selain harus bersifat customer oriented juga harus bersifat competition oriented. Bagaimanapun juga, peta persaingan mesti diperhitungkan bila tidak ingin tergilas oleh kegiatan pemasaran perusahaan pesaing. Secara langsung atau tidak langsung, persaingan bisnis ikut menentukan tingkat keuntungan yang diraih oleh perusahaan.

Persaingan itu dapat menyangkut berbagai hal dan bentuk. Di antaranya adalah persaingan untuk memperebutkan kemauan konsumen. Ada banyak cara untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Untuk itu perlu diajukan pertanyaan “ Apakah yang dibeli oleh konsumen ? dan dengan cara cara apakah keinginan dan kebutuhan konsumen dapat dipuaskan ?”. Bila konsumen menginginkan hiburan dan anda bergerak di pasar pesawat televisi, misalnya, anda dapat mempertimbangkan segala bentuk sarana hiburan. Bentuk bentuk sarana hiburan ini antara lain dapat berupa : pesawat radio, perangkat stereo, perangkat video, alat permainan, sarana olahraga dalam ruang, dan lain sebagainya.

Cara kedua untuk mengamati persaingan adalah dengan analisi demografis. Anda dapat mengklasifikasikan pesaing sebagai perusahaan regional, perusahaan multi industri, perusahaan multi nasional atau perusahaan asing.
Berdasarkan klasifikasi ini. Anda mesti memutuskan apakah pesaing terpusat secara domestik, terpusat di luar negeri, atau tersebar di seluruh penjuru dunia. Hal ini kemudian dibuat grafik yang melukiskan keadaan di masa lalu, sekarang, serta berguna untuk mengantisipasi keadaan di masa mendatang.
Cara ketiga dipusatkan pada perubahan perubahan potensial dengan melakukan pemeriksaan terhadap interaksi total, mulai dari pihak pemasok sampai ke konsumen.

Melihat iklim persaingan bisnis di Indonesia di mana pemain besar atau asing mendominasi di sektor keuangan, mineral, manufaktur produk material dasar sampai consumer products, chain retailer, information dan services, ini merupakan tantangan setiap industri mampu menjadi unggul di bidangnya. Bagaimana suatu organisasi bisnis mampu mempunyai keunggulan?


Ternyata ada dua hal dasar yang harus disadari bersama, Pertama, kekuatan intangible assets.

Realita kebanyakan pemikiran para pemilik & manajemen puncak perusahaan masih banyak didominasi investasi berwujud, sedangkan pengeluaran intangible assets-nya lebih dianggap sebagai biaya. Intangible assets mencakup sistem manajemen, sistem informasi, kemampuan orang, sikap mental & perilaku tiap individu, kepemimpinan, team work, brand image untuk produk atau perusahaan, layanan prima, motivasi seluruh karyawan dan budaya kerja.

Di tengah negara dengan SDM berdaya saing rendah dibandingkan profesional negara lain dari sisi mental attitude & behavior dan kompetensi teknisnya, apa yang harus dilakukan manajemen perusahaan?


Persaingan sekarang menuntut produk bermutu, pengiriman tepat waktu, layanan cepat, purna jual memuaskan dan harga bersaing. Untuk itu dibutuhkan keunggulan manajemen perusahaan untuk mengelola bisnis dengan ketajaman daya saing yang harus dibangun secara sistematis.

Perlu kita sadari bersama bahwa yang dulu kelihatan hebat sekarang sudah menjadi biasa-biasa saja, lalu apa yang terjadi dengan bisnis anda kalau hanya biasa-biasa saja?


Ada paradigma manajemen dibanyak perusahaan sebagai berikut :

Untuk apa kita harus mendidik karyawan? Toh kalau pandai atau terampil malah pindah ke pesaing. Kita yang melatih, pesaing yang menikmati.

Kita harapkan karyawan bekerja sekian lama harus makin pandai dan makin terampil dengan sendirinya. Kenyataannya belum tentu.

Membangun sistem manajemen, kemampuan karyawan, sistem informasi merupakan biaya yang tidak jelas manfaatnya karena sering tidak secara instan dapat dilihat hasilnya.

Dengan percaya pada orang lama, toh perusahaan ini masih untung dan tidak perlu menghamburkan biaya membangun manajemen yang handal.

Di sisi lain ada paradigma manajemen melihat dari:

Ketergantungan dengan satu atau dua orang termasuk pemilik harus diminimalkan

Bulan madu tidak selamanya ada, mumpung perusahaan masih punya profit maka harus mempersiapkan kemampuan orang, sistem manajemen, budaya, infrastruktur, dan lain-lain.

Kecepatan perubahan di luar harus diimbangi dengan kesiapan manusia, sistem, manajemen, kepemimpinan serta informasi yang tepat dan cepat

Bisnis tidak dapat hanya mengandalkan lobi atau hoky tanpa didukung keandalan produk dan atau jasa dibandingkan pesaing.

Kedua paradigma di atas merupakan fakta yang ada di dunia bisnis, Anda merupakan bagian dari paradigma pertama atau kedua?


Banyak yang meyakini bahwa persaingan sekarang dan mendatang ternyata faktor keunggulan yang mendominasi adanya di intangible assets bukan di tangible assets. Lalu apa yang terjadi kalau sekarang Anda masih berpikir bahwa tangible assets yang merupakan bentuk investasi utama. Ingat, apakah Nike, Reebok, Cisco punya pabrik sendiri untuk melayani seluruh dunia? Mereka pemimpin pasar karena intangible assets-nya sebagai kunci strategis.


Faktor kedua yang harus disadari adalah 'perubahan internal' perusahaan untuk mengimbangi dan mengatasi persaingan dan tuntutan pasar yang berubah dengan cepat di beberapa sektor bisnis. Perubahan dalam iklim persaingan dengan makin tanpa batasnya antar negara karena dipakainya teknologi telekomunikasi dan informasi makin menjadikan persaingan turbulen. Peta persaingan tentunya pola pikir dari setiap karyawan dan manajemen termasuk pemilik harus selaras dengan kebutuhan perubahan perusahaan karena faktor eksternal. Tiap perusahaan berkepentingan memetakan peta persaingan dan perubahan dalam persaingan yang dimilikinya . Untuk mengingatkan perlunya kesadaran mendalam dan menyeluruh dimulai dari pemilik atau manajemen puncak, maka kita perhatikan produk-produk China yang membanjiri hampir semua sektor.


Pola mereka sama dengan Jepang dan Taiwan pada awal mula mereka masuk pasar global dengan harga murah meskipun produknya banyak di-complain. Tapi ingat, mereka pasti menaikkan mutu produk untuk membangun kepercayaan setelah 'harga murah' menjadi jurus pemasaran pertama mereka dan tentunya mereka akan juga membangun after sales service produk mereka melalui distribution network yang harus mereka miliki baik dibangun sendiri atau kerjasama dengan mitra lokal untuk menunjang after sales service.


Salah satu faktor keberhasilan China menjadi dapur dunia adalah karena faktor mentalitas dan motivasi kerja yang luar biasa sehingga mereka mempunyai produktivitas kerja yang tinggi.

Mereka bekerja bukan diukur oleh jam kerja melainkan oleh output yang harus mereka hasilkan. Bagaimana dengan pola pikir karyawan kita? Bagaimana dengan peraturan yang ada di negara kita? Apakah mendukung atau menciptakan kondisi yang membangun produktivitas kerja serta menjadi bagian dari budaya organisasi? Kesadaran untuk memacu pola pikir karyawan perusahaan menjadi dasar dalam keberhasilan anda membangun change management perusahaan. Timbul pertanyaan, change management-nya mau diarahkan kemana? Apakah menunjang strategi perusahaan untuk membangun daya saing terhadap global player?

Memang menjadi tugas pemilik, manajemen puncak dan manajemen madya untuk membangun kesadaran tadi sehingga kita mampu menggulirkan bola salju keseluruh karyawan perusahaan. Demikianlah prioritas utama tanggungjawab anda sebagai manajemen perusahaan.

Sadarlah bahwa 'Naga sudah bangun dari tidurnya dan mulai mengibaskan ekornya ke berbagai wilayah'. Bagaimana Anda mengatasinya? Bagaimana kita harus jadi 'tuan di negara kita sendiri' yang punya berbagai kekayaan?

Sabtu, 17 Oktober 2009

TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN 1

BAGAIMANA TEKNOLOGI INFORMASI MODERN MEMBERI KONTRIBUSI PADA MAKIN SINGKATNYA BATAS WAKTU TRANSAKSI BISNIS

Istilah teknologi informasi mulai populer di akhir tahun 70-an. Pada masa sebelumnya istilah teknologi informasi biasa disebut Teknologi Komputer atau pengolahan data elektronis (electronic data processing). Teknologi informasi didefinisikan sebagai teknologi pengolahan dan penyebaran data menggunakan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software), komputer, komunikasi dan elektronik digital.

Teknologi informasi dan komunikasi merupakan elemen penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Peranan teknologi informasi pada aktivitas manusia pada saat ini memang begitu besar. Teknologi informasi telah menjadi fasilitas utama bagi kegiatan berbagai sektor kehidupan dimana memberikan andil besar terhadap perubahan - perubahan yang mendasar pada stuktur operasi dan manajemen organisasi, pendidikan, tranportasi, kesehatan dan penelitian. Oleh karena itu sangatlah penting peningkatan kemampuan sumber daya manusia (SDM) TIK, mulai dari keterampilan dan pengetahuan, perencanaan, pengoperasian, perawatan, dan pengawasan, serta peningkatan kemampuan TIK para pimpinan di lembaga pemerintah, pendidikan, perusahaan, UKM (usaha kecil menengah) dan LSM. Sehingga akan menghasilkan output yang sangat bermanfaat baik bagi manusia sebagai individu itu sendiri maupun bagi semua sektor kehidupan.

Teknologi informasi dibuat untuk memudahkan para penggunanya dalam mencatat suatu transaksi, menyimpannya dalam bentuk data, mentransformasikannya menjadi informasi dan menyebarkannya kepada para pemakai informasi. Dalam dunia bisnis teknologi informasi mempunyai pengaruh yang nyata, transaksi bisnis dicatat secara on-line, diolah dan pada saat yang hampir bersamaan (real-time) hasil pengolahan atau informasi dapat dilihat, seperti yang lazim dilakukan para nasabah bank pada saat melakukan transaksi pada ATM (automated teller machine).

Pada saat ini informasi menjadi hal yang sangat penting dalam kegiatan bisnis, dengan dukungan teknologi informasi, informasi semakin mudah diperoleh tanpa dibatasi ruang dan waktu. Pada era tahun 70-an seorang pakar manajemen memprediksi bahwa siapa yang menguasai sumber daya manusia dan informasi akan menguasai dunia. Hal ini dapat dibuktikan bahwa menjelang abad ke 21 negara-negara dan perusahaan-perusahaan yang unggul adalah mereka yang sejak awal sudah menerapkan teknologi informasi sebagai alat untuk berkompetisi. Teknologi informasi sudah menjadi senjata (alat) dalam proses bisnis perusahan yang dapat membuat aliran informasi berjalan secara cepat secara internal maupun eskternal.

Teknologi informasi memiliki banyak peranan dalam membantu manusia dan memecahkan masalah. Membantu Manusia dalam : meningkatkan produktivitas, meningkatkan efektivitas, meningkatkan efisiensi, meningkatkan mutu, meningkatkan kreativitas, Problem solving (pemecahan masalah), teknologi infrormasi banyak membantu manusia dalam mengenali dan memecahkan masalah dengan menggunakan kreativitas yang tinggi dan membuat manusia semakin efektif dalam memanfaakannya. Prinsip “High-tech / high-touch” adalah semakin “high-tech” teknologi informasi yang kita pertimbangkan, semakin penting untuk mempertimbangkan aspek “high-touch” dari teknologi informasi tersebut yaitu aspek manusia. Jangan meminta manusia untuk menyesuaikan dengan teknologi tetapi sesuaikan teknologi dengan manusia.

Beberapa penerapan dari teknologi informasi dan komunikasi antara lain dalam perusahaan, dunia bisnis dan sektor perbankan :
  • Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Perusahaan
Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi banyak digunakan para usahawan karena kebutuhan efisiensi waktu dan biaya menyebabkan setiap pelaku usaha merasa perlu menerapkan teknologi Informasi dalam lingkungan kerja. Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi menyebabkan perubahan pada kebiasaan kerja. misalnya penerapan Enterprice Resource Planning (ERP). ERP adalah salah satu aplikasi perangkat lunak yang mencakup sistem manajemen dalam perusahaan.
  • Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Dunia Bisnis
Dalam Dunia Bisnis Teknologi Informasi dan Komunikasi dimanfaatkan untuk perdagangan secara elektronik atau dikenal sebagai E-Commerce. E-Commerce adalah perdagangan menggunakan jaringan komunikasi internet.
  • Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam dalam Perbankan
Dalam dunia perbankan Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah diterapkannya transaksi perbankan melalui internet atau dikenal dengan Internet Banking. Beberapa transaksi yang dapat dilakukan melalui Internet Banking antara lain transfer uang, pengecekan saldo, pemindahbukuan, pembayaran tagihan, dan informasi rekening.

Tanggung jawab pemakai teknologi informasi akan memberikan peran yang penting dalam memaksimalkan kinerja teknologi informasi. Peran yang dimainkan pemakai adalah tahu cara menggunakan teknologi informasi dan keterbatasannya dalam berbagai situasi, pemakai harus dapat menggunakan teknologi informasi dengan benar dan beretika sehingga tidak melanggar hak, privasi dan keberadaan orang lain, pemakai harus melindungi data dan informasi yang berada di dalam sistem komputer atau yang dikirim melalui jaringan, dari kehilangan dan kerusakan.